Pertemuan 7

PRINSIP DAN KONSEP DESAIN

Konsep Desain Software

Analisis dan desain model

Setelah kebutuhan dikumpulkan, analisis terhadap kebutuhan dilakukan dengan menggunakan beberapa alat (tools) seperti DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram) dan STD (State Transition Diagram). Data Dictionary menjadi bekal dasar untuk menganalisis kebutuhan. Data Dictionary berisi gambaran dari semua objek data yang diperlukan dan dihasilkan oleh software nantinya. Diagram-diagram tadi mempunyai karakteristik masingmasing.

DFD memberi gambaran bagaimana data berubah sejalan dengan alirannya dalam sistem dan menggambarkan fungsi-fungsi yang mengubah datadata tadi. ERD menggambarkan relasi antara objek data. STD menggambarkan bagaimana kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu.

rpl7

Gambar 1: Data Flow Diagram

 rpl7.1

Gambar 2: Entity Relationship Diagram

 rpl7.2

Gambar 3: State Transition Diagram

Hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan adalah model analisis yang kemudian menjadi bekal untuk melakukan desain. Setiap bagian dari analisis model pada gambar 4 sebelah kanan menjadi bekal pada proses desain pada piramida model desain pada sebelah kiri gambar 4.

rpl7.3

Gambar 4: hubungan antara model analisis dan model desain

Model Desain

Data design mengubah informasi menjadi struktur data untuk mengimplementasikan software. Data design dibuat berdasarkan data dictionary dan ERD.

Architectural design mendefinisikan relasi antara elemen-elemen structural utama, pola desain yang digunakan untuk mencapai kebutuhan yang ditentukan untuk sistem dan batasan-batasan yang mempengaruhi bagaimana desain arsitektural ini diterapkan. Desain ini berdasarkan spesifikasi sistem, model analisis (bagian DFD) dan interaksi antara subsistem. Interface design menjelaskan bagaimana software berkomunikasi dalam dirinya, dengan sistem yang bertukar informasi dengannya, dan dengan manusia yang menggunakannya. DFD diperlukan untuk desain ini. Component-level design menghasilkan deskripsi prosedur software.

Konsep desain

  1. abstraction
    Abstraction adalah gambaran dari fungsi suatu program. Gambaran ini bias bertingkat-tingkat. Tingkat yang paling atas adalah gambaran suatu fungsi program dengan menggunakan bahasa alami. Pada tingkat terendah, menghasilkan abstraksi yang bersifat prosedural/ langkah perlangkah dengan menggunakan istilah yang teknis dan bisa diimplementasikan menjadi fungsi program. Pada saat beralih dari tingkat ke tingkat, kita menggunakan procedural dan data abstraction. Procedural abstraction adalah urutan instrasi yang mempunyai tujuan khusus,dan data abstraction adalah koleksi data yang digunakan pada fungsi tersebut.
    Contoh:
    Program : Iklan Part-time Job
    Fungsi: Pendaftaran calon part-timer
    Abstraction 1 (highest level): Calon part-timer dalam melakukan upload syarat-syarat yang diperlukan untuk melamar: surat lamaran, CV, foto, transkrip, data diri.
    Abstraction 2 (lower level):
    Procedural abstraction :

    • tampilkan pilihan part-time job
    • input data
    • verifikasi format
    • kirim data

    Data abstraction

    • nama is STRING
    • nim is STRING
    • foto is IMAGE FILE
    • surat_lamaran is PDF FILE
  2. refinement—penjelasan detil dari abstraction
    Refinement membantu designer untuk memperlihatkan detil dari lowest level dari abstraction. Abstraction dan refinement merupakan konsep yang saling melengkapi. Contoh dari refinement tentang fungsi sebuah pintu ada pada gambar 5.
    rpl7.4
    Gambar 5: hasil refinement fungsi sebuah pintu
  3. modularity—membagi software menjadi modul
    Software dibagi-bagi menjadi beberapa component yang disebut modul-modul. Modul-modul ini nantinya disatukan/diintegrasikan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Dalam pembentukan modul-modul berlaku pernyataan-pernyataan berikut:
    Jika C(p1) > C(p2) dimana C adalah complexity dari suatu modul, maka E(p1) > E(p2) dimana E adalah waktu yang diperlukan. Artinya semakin rumit sebuah modul, maka waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul tersebut makin banyak.
    C(p1+p2) > C(p1) + C(p2)
    Dan
    E(p1+p2) > E (p1) + E(p2)
    Untuk itu, modul yang rumit dipecah lagi menjadi beberapa modul untuk memudahkan penyelesaian masalah. Namun semakin banyak modul, maka waktu/biaya untuk integrasikan modul-modul tersebut juga makin tinggi. Seperti pada grafik pada gambar 6.

rpl7.5Gambar 6: Hubungan jumlah modul dan harga/biaya integrasi

4. software architecture—struktur software secara keseluruhan
struktur hirarki/berjenjang dari modul-modul program. Untuk menggambarkan struktur modul-modul tersebut beberapa model yang ada adalah :

  • framework model : identifikasi pola yang berulang-ulang
  • dynamic model : identifikasi bagaimana konfigurasi sistem berubah karena kejadian-kejadian tertentu
  • process model: fokus pada proses teknis yang harus dikerjakan sistem
  • functional model : menggambarkan hirarki sistem berdasarkan fungsinya

5. Software procedure
Fokus pada detil proses pada tiap modul. Prosedur menjelaskan proses, urutan kejadian, proses perulangan, penentuan keputusan/arah. Ini bisa digambarkan dengan menggunakan Flow Chart yang bertingkat.

6. Information hiding
Ide dari information hiding (menyembunyikan informasi) adalah modul dirancang sedemikian rupa sehinga inforamsi (prosedur dan data) yang di dalamnya tidak dapat di akses oleh modul lain yang tidak memerlukannya. Modul yang efektif adalah modul yang berdiri sendiri dan berkomunikasi dengan modul lain yang memang diperlukan.

Desain Arsitektur
Repository Model
Pada model ini data disimpan secara terpusat untuk semua sub-sistem. Contoh : CASE Toolset, sistem informasi perpustakaan UKDW.

rpl7.6

Gambar 7: Repository model

  • Keuntungan
    • Efisien untuk share jumlah data yang besar
    • Sub-system tidak perlu repot dengan bagaimana data dibuat dan manajemen terpusat contoh: backup, keamanan, re-index.
  • Kerugian
    • Sub-system harus mengikuti model yang sudah ditetapkan.
    • Evolusi data sulit dan mahal
    • Sulit untuk distribusi layanan secara efisien, karena yang melayani hanya satu.
  • Contoh : sistem informasi perpustakaan UKDW, sistem registrasi akademik UKDW

Client-Server Model

Model ini terdiri dari sekumpulan server yang berdiri sendiri dan masing-masing menyediakan layanan untuk sub-sistem. Ada client-client (sub-system) yang menggunakan layanan server dan tersedia network yang mengijinkan client untuk akses layanan dari server.

rpl7.7Gambar 8 : Client-Server model

  • Keuntungan
    • Distribution data secara langsung
    • Penggunaan sistem jaringan secara efektif –hardware jadi murah
    • Mudah untuk tambahkan server baru atau updgrade server yang sudah ada
  • Kekurangan
    • Tidak ada data model, jadi organisasi data macam-macam, sehingga integrasi data sulit
    • Redundant management
    • Tidak ada pusat register nama dan service, sehingga kalau tidak tahu nama server dan service-nya sulit ditemukan

Diadaptasi dari:

  1. Pressman, Roger.S. “Software Engineering : A Practioner’s Approach.” 5th . McGrawHill. 2001.
  2. Sommerville, Ian. “Software Engineering” .6th . Addison Wesley. 2001

Leave a comment